Yamaha DT 100 Enduro…jagonya garuk tanah tempo dulu
Mungkin bagi para sampean penggemar motor garuk tanah alias off road, sudah tidak asing lagi jika mendengar merk motor Yamaha yang pada dekade pertengahan 70’an sampe pertengahan 80’an, malang melintang menerobos jalanan makadam khas pedalaman Indonesia. Yup…Yamaha DT 100, motor enduro keluaran pabrikan Yamaha, yang pada awal kedatangannya merupakan hasil boyongan langsung dari negerinya tante Oshin.
Pada tahun 1976, motor ini masuk meringsek kepasaran motor enduro Indonesia, yang waktu itu juga berjuang melawan pabrikan Suzuki dengan motor andalannya TS 100, serta juga dari pabrikan Honda dengan motor andalannya XL 100 berteknologi 4 langkah. Memang tidak bisa dipungkiri, pada era 70an dan pertengan 80’an, eksistensi motor garuk tanah sangatlah tinggi dinegeri ini, dan sampai-sampai, jika sampean pernah menonton film jadul berjudul Roda-Roda Gila yang dibintangi Roy Martin atau Ali Topan Anak Jalanan yang diperani oleh Junaidi Salat, kedua film tersebut menggunakan motor ini sebagai properti pendukung khusus sang bintang, bahkan hingga saat ini, Yamaha DT 100 Enduro, sangat lekat kaitannya dengan julukan motor si Ali Topan Anak Jalanan.
Yamaha DT 100 Enduro, motor dengan mengusung spesifikasi mesin berteknologi 2 langkah, berkubikasi 97cc 1 silinder, bependingin udara, karburator mikuni vm20, bore x stroke 52 x 45.6mm, maksimum torsi 34.8 pada 8.500 rpm, kopling manual tipe basah, mengaplikasikan 5 percepatan, mengandalkan kelistrikan 6v dengan diotaki pengapian platina, manual stater, kapasitas tangki bahan bakar 7lt, sedangkan oli samping 1,2lt, berpenghanti laju tromol pada roda depan yang dibalut ban kebang tahu berdiameter 21″-275 dan pada bagian belakang juga sama, mengandalkan tromol untuk mengotrol traksi roda berbalut ban kembang tahu 18″-300. Dan perlu diketahui, motor-motor berbasis enduro, memang memanjakan para penikmatnya diputaran bawah yang kaya akan torsi, maka jangan heran jika diajak ngebut dijalanan aspal akan terlihat berat untuk mencapai peak powernya.
Lantas memasuki era pertengahan 80’an, pamor motor enduro mulai meredup, dengan digantikannya era motor roadster ala RX- series dari pabrikan Yamaha sendiri dan GL-series dari pabrikan Honda, yang memang waktu itu baru ngetrend-ngetrendnya serta digandrungi anak muda. Dan pada puncaknya, tahun 1984, kehadiran motor ini berhenti secara damai ditengah lesunya penjualan motor garuk tanah.
Last…Yamaha DT 100 Enduro, adalah motor buat lelaki beradrenaline tinggi, yang gemar bertualang dialam terbuka waktu itu. Mungkin boomingnya motor-motor enduro, pada waktu itu, tidak terlepas dari kondisi jalanan di Indonesia yang bisa dikatakan belum sebagus sekarang…walaupun sekarang juga bisa dikatakan tidak 100% bagus. Tapi tak bisa dipungkiri, jika pabrikan Yamaha mau mereborn lagi untuk memasukan motor enduro layaknya pabrikan Kawasaki sekarang ini, bisa dipastikan para penggemar lama motor garuk tanah akan bersemi kembali yang mungkin juga bakal meracuni generasi muda, untuk kembali bertualang kemasa kejayaan motor-motor enduro waktu itu.
Demikian dari saya